Tanda-tanda Resesi AS Memacu Investor Global Untuk Mengincar Obligasi Indonesia
Harga obligasi di Indonesia dan negara Asia lainnya naik ditopang meningkatnya harapan arah kebijakan moneter yang lebih moderat dari Federal Reserve AS.
Dana global membeli obligasi Indonesia senilai $3,5 miliar pada kuartal pertama tahun ini, terbesar dalam empat tahun, menurut Bloomberg, di tengah berkembangnya spekulasi tentang penurunan suku bunga Fed dan kemungkinan resesi di AS. .
Investor membeli obligasi Indonesia karena sejumlah alasan, termasuk melambatnya inflasi dan tanda bahwa pembuat kebijakan Indonesia telah menyelesaikan siklus pengetatan.
“Kami melihat prospek yang konstruktif untuk obligasi pemerintah rupee,” kata analis suku bunga Asia di Australia and New Zealand Banking Group Ltd. Jennifer Kusuma dari Singapura.
Kusuma menambahkan, permintaan obligasi dalam negeri tidak hanya cukup kuat untuk menyerap pasokan, tetapi juga potensi inflasi yang tidak menjadi perhatian besar, dan situasi fiskal yang baik berarti kemungkinan menurunkan target pasokan obligasi.
Menurut Indeks Bloomberg, obligasi Indonesia telah meningkat 7,3 persen tahun ini, menjadikannya negara berkembang Asia dengan kinerja terbaik kedua setelah Filipina.
inflasi lambat
Salah satu kekuatan utama obligasi Indonesia adalah lintasan inflasinya. Indeks harga konsumen inti tahunan turun menjadi 2,94% di bulan Maret karena bank sentral menetapkan target inflasi 2-4% untuk pertama kalinya sejak Juli.
Pada saat yang sama, inflasi utama telah turun dari 5,47% menjadi 4,97%, sehingga imbal hasil obligasi 10 tahun Indonesia yang disesuaikan dengan inflasi sekarang berada di sekitar 1,73%, tertinggi keempat di antara 13 negara pasar berkembang.
aliran yang luar biasa
Sementara aliran obligasi meningkat di seluruh Asia, aliran obligasi ke Indonesia patut diperhatikan. Pembelian bersih pada kuartal pertama tahun ini merupakan yang tertinggi di kawasan ini, satu standar deviasi lebih tinggi dari rata-rata 10 tahun.
Seorang ahli strategi di DBS Bank Ltd mengatakan arus masuk modal yang mencari hasil yang lebih tinggi kemungkinan akan terus tumbuh pada kuartal kedua karena bank sentral AS dan Indonesia mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga masing-masing. Duncan Tan di Singapura.
Meskipun alirannya bagus, situasi keseluruhan masih ringan. Global Fund hanya memiliki 15% dari obligasi pemerintah Indonesia yang beredar, turun dari 39% sebelum pandemi global COVID-19 melanda pada awal tahun 2020. Ini memberi manajer dana banyak ruang untuk meningkatkan kepemilikan mereka.
RS yang lebih kuat
Prospek penguatan rupiah juga membantu meningkatkan arus masuk. Rupee diuntungkan dari harga minyak yang lebih tinggi, terutama setelah keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi.
Upaya bank sentral Indonesia untuk meningkatkan cadangan devisa melalui deposito baru juga turut mendongkrak nilai rupiah.
Investor menempatkan uang mereka dalam deposito tiga bulan daripada deposito satu bulan merupakan tanda meningkatnya kepercayaan terhadap kemampuan bank sentral.